Pertemuan MGMP : “Guru Transformative : Crafting Strategy For Historian Teacher In The Post Pandemic Era” oleh Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., Ph.D.


MGMP Sejarah Kota Semarang mengadakan pertemuan rutin pada Kamis, 7 Maret 2024 dengan tema “Guru Transformative : Crafting Strategy For Historian Teacher In The Post Pandemic Era” dengan pemateri Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., Ph.D., dosen jurusan sejarah, Universitas Negeri Semarang. Bapak Khoiri selaku ketua MGMP Sejarah Kota Semarang dalam sambutannya menjelaskan bahwa transformasi teknologi pasca pandemi berjalan cepat terutama dengan adanya administrasi dan pembelajaran yang serba digital. Beliau juga menambahkan melalui forum MGMP Sejarah Kota Semarang untuk mengikuti perkembangan zaman dan diharapkan guru dapat berperan aktif mengembangkan keilmuwannya dalam lingkup kesejarahan sehingga dapat mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

Acara inti dari pertemuan MGMP kali ini membahas tentang transformasi dalam bidang pendidikan terutama selaku guru sejarah. Bapak Shokheh selaku pemateri dalam paparannya menjelaskan bahwa kunci transformasi adalah guru harus bahagia dengan statusnya. Dengan modal tersebut, guru mampu mengembangkan keilmuwannya dan berinovasi. Guru sejatinya adalah pembelajar sepanjang hayat karena dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu cepat perlu bagi guru untuk ikut meningkatkan keilmuwan dan keahlian lainnya.

Lebih jauh Bapak Shokheh menambahkan istilah "Segala sesuatu pasti berubah, satu - satunya yang tetap hanyalah perubahan tersebut". Maka guru sejarah walaupun secara substansi materi yang dipelajari sama setiap tahunnya, namun guru harus terus mendalami keilmuwannya agar sesuatu yang telah berjalan baik dapat diefektifkan dan dikembangkan untuk lebih baik lagi. 

Pada sesi tanya jawab, Bapak Rahmad Ardiansyah dari SMAN 13 Semarang menanyakan tentang inkonsistensi dalam melakukan perubahan. Bahwa perubahan memiliki alur naik turun sehingga akan memunculkan titik kejenuhan pada titik tertentu. Bapak Shokheh menjelaskan bahwa kejenuhan dalam perubahan adalah hal yang wajar dan pasti ditemui oleh setiap orang, namun ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi situasi tersebut seperti berkomitmen, memiliki kesadaran diri akan perubahan, serta menginfluence kepada orang lain. 

Ibu Ika Dewi Retnosari dari SMAN 14 Semarang menanyakan generasi guru - guru yang sedang menjalankan pendidikan profesi memiliki kemampuan membuat media dan metode pembelajaran yang mumpuni namun disisi lain lemah secara pedagogis. Dalam penjelasannya, Bapak Shokheh memberikan pandangan mengenai generasi saat ini yang penuh dengan informasi namun aksi yang dilakukan kurang. Hal ini tentunya memiliki perbedaan dengan generasi sebelumnya. Acara ditutup dengan kesimpulan oleh Bapak Bahtiar selaku pembawa acara. Bapak Bahtiar mengajak kepada anggota MGMP Sejarah Kota Semarang untuk turut aktif menghidupkan kegiatan MGMP serta mengajak guru yang lain untuk turut aktif dalam kegiatan selanjutnya.

Dokumentasi