Pertemuan MGMP : "Memperkuat Toleransi melalui Pengajaran Sejarah" oleh Prof. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.

MGMP Sejarah Kota Semarang bersama jurusan sejarah Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengadakan kegiatan "Penguatan Pengajaran Toleransi di Kelas Sejarah Bagi MGMP Sejarah Kota Semarang" pada 2 November 2023 di Aula SMAN 15 Semarang. Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat dari Prof. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd yang dihadiri oleh 16 guru sejarah perwakilan dari MGMP Sejarah Kota Semarang. 

Kegiatan diawali oleh sambutan dari ketua MGMP Sejarah Kota Semarang, Bapak Khoiri yang menginginkan mempererat hubungan antara jurusan sejarah UNNES dan MGMP Sejarah Kota Semarang. Pihak MGMP membuka diri apabila pihak jurusan sejarah UNNES mengadakan agenda - agenda kesejarahan agar tercipta sinergi yang positif diantara keduanya. 

Acara inti diisi oleh Prof Cahyo (sapaan akrab Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd) yang menjelaskan tentang kewajiban dosen untuk melaksanakan kewajiban pengabdian masyarakat sebagai salah satu dari tiga kewajiban dosen setiap tahunnya. Prof Cahyo dalam kesempatan ini malaksanakan sharing hilirisasi ilmu dari produk buku "Mengajarkan Toleransi di Kelas Sejarah : Skenario dan Partisipasi Subyek Didik" yang ditulis oleh Prof. Cahyo Budi Utomo, M.Pd dan Ganda Febri Kurniawan, M.Pd.

Dalam penjelasannya, Prof Cahyo menjelaskan pentingnya penanaman pengetahuan toleransi pada mata pelajaran dikarenakan adanya ketimpangan pemahaman terkait toleransi di kalangan masyarakat. Bapak Eko dari SMAN 1 Semarang memberikan pernyataan terkait toleransi bahwa ketidaktahuan siswa tentang toleransi memicu tindak bullying. Maka, tidak hanya siswa, guru pun juga harus membangun suasana yang menciptakan keadaan ramah anak melalui materi - materi yang secara implisit dalam pengajaran. 

Prof Cahyo dalam menanggapi pernyataan tersebut menjelaskan bahwa penanaman toleransi dapat diterapkan di profesi apa saja tak terkecuali guru. Melalui pengajaran yang menyisipkan nilai - nilai toleransi dan patriotisme secara tidak langsung akan membangun pemahaman siswa terkait toleransi. Nilai toleransi juga dapat diangkat melalui penokohan atau dari lokalitas wilayah. Sejarah memberikan banyak data terkait nilai - nilai toleransi seperti yang dijelaskan dalam Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular yang menyebutkan "bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa" yang berarti "berbeda-beda tetapi satu, tidak ada kebenaran yang bermuka dua". Selain itu, adanya toleransi di masa lampau juga dapat dilihat melalui keragaman agama di kerajaan Majapahit yang dapat terjaga dengan baik. 

Pada sesi akhir diskusi, Prof Cahyo memberikan semangat kepada guru sejarah untuk selalu mengupdate repository penguasaan keilmuwan sejarah. Sesi diskusi diakhiri dengan penyerahan buku karangan Prof Cahyo kepada MGMP Sejarah Kota Semarang. 

Dokumentasi