Penjelajahan Samudera
Pada tahun 1453 Konstantinopel dikuasai Turki sehingga hubungan dagang Asia dengan Eropa terputus. Eropa kesulitan memperoleh rempah-rempah sehingga Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris harus merintis penjelajahan samudra untuk mendapatkannya. Beberapa faktor yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera adalah :
- Kisah perjalanan Marcopolo ( 1254-1324 ) dalam Book of Various Experiences mengisahkan keajaiban Dunia Timur sebagai produsen rempah-rempah atau Imago Mundi.
- Jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 mengakibatkan putusnya hubungan dagang Eropa dengan Dunia Timur, sehingga bangsa Eropa harus mencari jalan sendiri menuju pusat rempah-rempah.
- Perkembangan semangat penaklukan bangsa lain atau reconquesta. Semangat ini didukung Ratu Isabella dari Spanyol yang membiayai perjalanan jauh Columbus pada tahun 1492.
- Perkembangan teknik navigasi pelayaran dan penemuan kompas.
- Penemuan Copernicus yang didukung Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bentuk bumi itu bulat.
- Semangat mewujudkan Gold, Gospel, Glory sangat memotivasi bangsa Eropa untuk mencari kekayaan, menyebarluaskan ajaran agama Katolik dan membuktikan riset ilmu pengetahuan yang sudah berkembang di Eropa sejak abad ke-15.
- Memonopoli perdagangan rempah-rempah untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
- Menguasai wilayah strategis untuk kepentingan perdagangan dan pertahanan keamanan.
- Menguasai wilayah setempat dengan turut campur urusan politik kerajaan-kerajaan lokal.
Bangsa Eropa yang datang mencari rempah-rempah pertama kali ke Indonesia adalah Portugis. Pelaut-pelaut Portugis yang dipimpin Bartholomeus Diaz hanya sampai di Tanjung Harapan pada tahun 1496. Setelah dipimpin Vasco da Gama, Portugis berhasil sampai di Kalkuta India pada tahun 1498. Armada Portugis dipimpin Alfonso D’Albuquerque berhasil menguasai Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah pada tahun 1511. Dengan dikuasainya Malaka, Portugis mendapatkan dua keuntungan yaitu menguasai perdagangan rempah-rempah Asia dan memudahkan menguasai Maluku. Portugis terus berupaya ke timur agar dapat menguasai Maluku sebagai produsen rempah-rempah. Di bawah kendali D’Abreu, armada Portugis sampai ke Ternate Maluku pada tahun 1512. Kerajaan Ternate bersekutu dengan Portugis dalam menghadapi Tidore yang bersekutu dengan Spanyol.
Spanyol di bawah pimpinan Ferdinand Magelhaens dan Sebastian Delcano berhasil mendarat di Filipina pada tahun 1512. Spanyol sampai di Maluku pada tahun 1521. Oleh karena pada saat itu Ternate sudah dikuasai oleh Portugis, maka Spanyol memilih Tidore sebagai tempat pendaratannya.
Kedatangan Portugis dan Spanyol di Maluku mengakibatkan perebutan daerah perdagangan rempah-rempah. Perjanjian Saragosa tahun 1512 akhirnya bisa mendamaikan Portugis dan Spanyol, sebab berisi ketentuan-ketentuan yang melegakan kedua pihak yaitu :
- Bumi dibagi menjadi dua pengaruh yaitu pengaruh Portugis dan pengaruh Spanyol. Daerah kekuasaan Spanyol mulai dari Mexico sampai Filipina, sedangkan Portugis mulai dari Brasil sampai Maluku.
- Spanyol harus meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina.
- Portugis tetap melakukan perdagangan di Kepulauan Maluku.
Portugis berada di Indonesia sepanjang tahun 1511 sampai 1641. Pengaruh Portugis yang ditinggalkan di Indonesia terlihat dalam bisang sosial budaya. Pengaruh Portugis bagi Indonesia misalnya berdirinya benteng-benteng Portugis, perkembangan Katolik oleh Fransiscus Xaverius, dan musik keroncong.
Bangsa Belanda datang pertama kali di Banten di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer pada tahun 1596 dengan membawa armada sebanyak 4 buah kapal. Rombongan kedua yang dipimpin Jacob Van Neck dan Warwijk berhasil mendarat di Banten dengan 8 buah kapal pada tahun 1598. Tujuan kedatangan Belanda adalah berdagang rempah-rempah. Setelah berhasil mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan rempah-rempah, Belanda membentuk perusahaan dagang yang bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie ( VOC ) guna memudahkan dalam melakukan praktek monopoli perdagangan.
Penulis : Anna Sri Marlupi, S.S.
Gabung dalam percakapan