Kerajaan Banjar

 

Masjid Sultan Suriansyah Kerajaan Banjar (Sumber: Kemdikbud RI).


Dari Hikayat Banjar dapat diketahui bahwa Kerajaan Banjar beribukota di Banjarmasin. Keraton itu didirikan oleh Pangeran Samudra sekitar permulaan abad ke-16. Daerah Banjarmasin yang terletak di muara sungai memungkinkan kapal-kapal besar dari pantai berlabuh di sana. Raja yang pertama ialah Pangeran Samudra yang setelah menjadi Raja dinobatkan menjadi Sultan Suryanullah atau Suryansyah.

Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan yang berpusat di daerah hulu Sungai Nagara di Amuntai kini. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada pertengahan abad ke-16 M.

1. Sultan Suryanullah atau Raden Samudra (1520-1546 M). Ia merupakan Raja Banjar pertama. Sebelum Kerajaan Banjar berdiri, sebelumnya telah berdiri kerajaan Daha yang bercorak Hindu. Ketika Pangeran Tumenggung memerintah di Daha terjadi perpecahan di dalam keluarga Kerajaan Daha. Raden Samudra sebagai cucu penguasa sebelumnya, menuntut takhta kekuasaan Daha. Ketika terjadi peperangan dengan Daha, Raden Samudra meminta bantuan kepada Demak sehingga mendapat kemenangan. Semenjak itu, ia mendirikan Kerajaan Banjar dan memutuskan untuk menganut Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Pada masa pemerintahannya, ia meluaskan kekuasaan Banjar hingga ke Sambas, Batanglawi, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan Sambangan.

2. Sultan Rahmatullah (1546-1570 M). Ia adalah anak tertua Sultan Suryanullah. Pada masa pemerintahannya, ia masih memmbayar upeti kepada Demak yang pada saat itu sudah menjadi Kerajaan Pajang.

3. Sultan Hidayatullah (1570-1595 M). Ia adalah anak Sultan Rahmatullah. Pada masa pemerintahannya, ia didampingi Patih Kiai Anggadipa.

4. Sultan Marhum Panembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M). pada mas pemerintahannya, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Amuntai. Nama Sultan Mustain Billah sangat disegani oleh kerajaan-kerajaan sekitar. Ia memiliki kurang lebih 50.000 prajurit. Dengan kekuatannya ini, Kerajaan Banjar dapat membendung pengaruh Mataram dan dapat menguasai kerajaan-kerajaan yangberada di Kalimantan Tenggara, Tengah dan Barat. Pada tanggal 7 Juni 1607 M, terjadi perselisihan antara Banjar dengan Belanda sebagai akibat dari terbunuhnya pengusaha Belanda yang bernama Gilis Michielse-zoon. Belanda membombardir Banjarmasin hingga hancur. Dengan demikian, SultanMustainmemindahkan pusat kerajaan ke Kayu Tangi.

5. Sultan Adam (1825-1857 M). Pada masa pemerintahannya terjadi berbagai perselisihan, baik di kalangan intern kerajaan maupun dengan pihak Belanda dan Inggris. Pada tanggal 4 Mei 1826 M, daerah Kuwin Selatan, Pulau Burung, dan Pulau Bakumpal menjadi wilayah kekuasaan Belanda atas kontrak yang ditandatangani Sultan Adam. Sejak wafatnya Sultan Adam, campur tangan Belanda dalam urusan intern kerajaan semakin menjadi-jadi. Pergantian kekuasaan banyak ditentukan oleh Belanda sehingga menimbulkan pertentangan di antara anggota keluarga kerajaan. Hal ini menimbulkan keresahan di antara para tokoh dan masyarakat Banjar sehingga timbullah perlawanan terhadap Belanda. Antara tahun 1859-1863 M, bisa dikatakan sebagai puncak perjuangan Banjar. Dari perlawanan ini muncullah tokoh-tokoh pahlawan seperti Pangeran Antasari, Pangeran Demang Leman, dan Haji Nasrun. 

Penulis : Lestari Pujihastuti, SH.