Dampak Penjajahan Jepang

Pendudukan Jepang selama 3,5 tahun di tanah air menjadi salah satu bagia peristiwa yang kelam bagi bangsa Indonesia , sebab tidak hanya sumber daya alam saja melainkan tenaga manusia juga diperas untuk kepentingan Jepang , dari masa kependudukan Jepang . ada dampak yang dirasakan bangsa Indonesia di berbagai Bidang yaitu :

1. Bidang Politik

Gambar 1. Gedung Organisasi MIAI

Semenjak berkuasa Pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia membubarkan semua kegiatan kemasyarakatan termasuk organisasi politik , organisasi sosial maupun organisasi keagamaan dan menggantinyaa dengan organisasi bentukan Jepang Adapun satu-satunya organisasi keagamaan yang tidak dibubarkan Jepang adalah Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), organisasi ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat dan berkembang sangat cepat karena khawatir membahayakan kepentingan Jepang maka pada tahun 1943 organisasi ini dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dengan K.H. Hasyim Asy’ari sebagai pimpinannya , pengawasan ketat juga dilakukan Jepang terhadap para tokoh pergerakan terutama yang bersifat non kooperatif terhadap pemerintahan Jepang, penghargaan terhadap hak asasi manusia nyaris tidak berlaku pada masa pendudukan Jepang , kemudian untuk menarik simpati masyarakat Indonesia Jepang melakukan hal-hal berikut :

  1. Mendorong penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar dan melarang menggunakan Bahasa belanda 
  2. Membentuk kerja sama dengan para tokoh nasionalis dengan membentuk Gerakan 3A dengan menunjuk Mr. Syamsudin sebagai ketuanya dengan tujuan untuk menarik simpati rakyat Indoensia agar bersedia membantu Jepang dalam menghadapi aamerika dan para sekutunya. 
  3. Membantuk organisasi masyarakat yang disebut sebagai PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat ) tujuan organisasi ini dibentuk agar dapat memusatkan segala potensi rakyat Indonesia yang bertujuan untuk membantu Jepang , akan tetapi oleh para tokoh bangsa organisasi ini digunakan untuk membentuk dan mengembalikan lagi semangat Nasionalisme Indonesia yang sempat luntur karena banyaknya tekanan dari Jepang 
  4. Membentuk Badan Pertimbangan Pusat yang disebut dengan Chuo Sangi In paada 1 Agustus 1943 
  5. Mendirikan Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) tahun 1944 organisasi ini adalah organisasi resmi pemerintah jepang dan di pimpin oleh gunseikan atau seorang kepala pemerintahan

2. Dampak di Bidang Sosial

 Gambar 2. Kegiatan romusa masa pendudukan Jepang

Romusa , selain perekonomian rakyat habis digunakan untuk kepentingan perang , pengerahan tenaga kerja melalui romusa semakin menyebabkan sawah dan tanah pertanian mereka kehilangan tenaga potensialnya karena mereka dimobilisasi tidak saja untuk bekerja membangun sarana perang yang ada di dalam negeri , melainkan yang ada di luar negeri Jugun Ianfu para perempuan pada masa pendudukan Jepang di rekrut menjadi Wanita penghibur bagi para tentara Jepang, pada awalnya Wanita ini dijanjikan pekerjaan tetapi malah dijadikan sebagai jugun Ianfu

Pendidikan, Pendidikan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia tidak lebih baik dari masa pemerintahan Hindia-Belanda jumlah sekolah menurun drastis, kegiatan di perguruan tinggi sempat terhenti selama beberapa tahun. Para pelajar di berikan slogan Hakko Ichiu (yang secara harfiah berati Delapan penjuru dunia di bawah satu atap) Hakko Ichiu adalah slogan persaudaraan yang digunakan Jepang untuk menciptakan Kawasan kemakmuran Bersama Asia Timur Raya dalam perang dunia II. Dalam kamus besar Bahasa Jepang sekarang Hakko Ichiu dijelaskan sebagai “slogan” yang di pakai sebagai pembenaran agresi Jepang ke luar negeri selama perang dunia II.

Bahasa dan stratifikasi sosial, ada 2 hal positif yang ditinggalkan Jepang dalam bidang sosial budaya yaitu yang pertama dalam bidang Pendidikan Jepang mengharuskan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai mata pelajaran wajib , dalam hal ini Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat , kedua yaitu terkait dengan sistem stratifikasi sosial , dimana Jepang memberikan kedudukan kepada kaum bumi putera di atas golongan kaum eropa dan golongan tiur asing , kecuali Jepang alas an nya yaitu Jepang ingin menarik simpati rakyat Indonesia untuk membantu dalam perang asia pasifik.

3. Bidang Ekonomi

Dengan adanya semboyan “Negara Makmur, Militer Kuat”, Jepang mempunyai tujuan menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis bagi kepentingan militer sekaligus industri-industrinya. Untuk itu Jepang mengendalikan sepenuhnya seluruh aktivitas perekonomian, banyak terjadi eksploitasi segala sumber daya alam, seperti sandang ,pangan ,logam, dan minyak demi kepentingan perang , tampak dalah hal-hal :

  • Menyita aset-aset ekonomi yang penting
  • Melakukan pengawasan yang ketat dalam bidang ekonomi 
  • Kebijakan Self-sufficiency maksud dari kebijakan ini adalah wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaannya (Jepang) harus dapat memenuhi kebutuhan nya sendiri 
  • Setoran wajib ,romusa, merosotnya produksi pangan dan kelaparan, jepang mengharuskan rakyat untuk menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan hanya 40% untuk menjadi hak milik.

4. Bidang Kebudayaan

Gambar 3. Kebudayaan seinkerai masa pendudukan Jepang

Jepang sangat menghormati kaisarnya yang mereka Yakini sebagai keturunan dewa matahari kemudian itu menjadi latar belakang kebiasaan mereka memberi hormat kea rah matahari terbit dengan cara membungkukkan punggung dalam-dalam yang disebut dengan seikerei, sebagai simbol penghormatan kepada kaisar , Pemaksaan kebiasaan seperti ini di negara-negara lain , termasuk Indonesia menjadi salah satu alasan pecahnya pemberontakan di kalangan pesantren di Tasikmalaya (Jawa Barat) pada tahun 1944, Pengaruh Jepang di bidang kebudayaan lebih banyak dalam lagu-lagu, film, drama yang sering kali dipakai untuk propaganda. Banyak lagu Indonesia diangkat dari lagu Jepang yang popular pada zaman Jepang. Pemerintah jepang mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama KeiminBunkei Shidoso, pusat kebudayaan tersebut menjadi wadah kesenian masyarakat Indonesia akan tetapi Lembaga ini juga digunakan pemerintah Jepang untuk mengawasi para seniman agar karya-karyanya tidak menyimpang dari ketentuan jepang. 
 
Ditulis oleh Indah Wahyu Nurani, S.Pd.Gr