Agresi Militer Belanda I
Kedatangan NICA yang membonceng AFNEI ke Indonesia memang membuat benar – benar ancaman besar. Ancaman ini terjadi karena keinginan dari Belanca melalui NICA untuk kembali berkuasa di Indonesia. Perjanjian pun telah dilakukan seperti perundingan Linggarjati hanya saja, perundingan hanya diatas kertas saja.
Ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati ternyata belum mampu menyudahi perselisihan antara Indonesia dan Belanda. Silang pendapat pun terjadi dari masing-masing pihak yang membuat masalah kembali muncul. Pihak Indonesia meyakini, berdasarkan proklamasi kemerdekaan yang sudah dideklarasikan, Indonesia sudah menjadi negara berdaulat dan berhak mempertahankan kedaulatannya atas seluruh wilayah bekas wilayah Hindia Belanda. Di sisi lain, Belanda tetap memegang teguh isi pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942 yang menyatakan bahwa di kemudian hari akan dibentuk sebuah persemakmuran (Commonwealth) antara Kerajaan Belanda dan Hindia (Indonesia) di bawah naungan Kerajaan Belanda.
Perundingan Linggarjati dilangsungkan selama 3 hari, yakni hingga tanggal 15 November 1946 yang membuahkan kesepakatan bersama. A.B Lafian melalui buku Menelusuri Jalur Linggarjati Diplomasi dalam Perspektif Sejarah (1992) memaparkan, perjanjian tersebut disepakati pada rapat penutup pukul 13.30. Adapun isi dari Perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut:
- Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.
- Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
- Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negeri Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS), yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia (RI).
- RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya.
Perselisihan kedua pihak mencapai puncaknya ketika pada 21 Juli 1947 Belanda melancarkan agresi militer. Agresi Militer Belanda I yang dimulai tanggal 21 Juli 1947 dilakukan secara serentak ke seluruh wilayah milik RI.
Belanda menyebut gerakan militer mereka sebagai aksi polisinil untuk mengembalikan ketertiban umum. Belanda mengabaikan seruan masyarakat internasional agar mentaati isi perjanjian Linggarjati dan menghentikan pertikaian dengan Indonesia.
Belanda tetap teguh pada isi pidato Ratu Wilhelmina pada 7 Desember 1942. Pidato tersebut berisi bahwa suatu hari akan dibentuk persemakmuran antara Kerajaan Belanda dan Hindia (Indonesia) di bawah naungan Kerajaan Belanda. Hal tersebut yang menjadi penyebab Agresi Militer Belanda 1. Ada tiga tujuan Agresi Militer Belanda I, yaitu tujuan politik, ekonomi, dan militer.
- Tujuan politik: menghilangkan negara Indonesia secara de facto dengan cara mengepung ibu kota Indonesia dan menghapus nusantara dari peta.
- Tujuan ekonomi: merebut daerah yang menghasilkan bahan pangan, produk eksport, dan pertambangan.
- Tujuan militer: menghancurkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dengan kekuatan militer yang dibantu peralatan modern, pasukan Belanda dengan cepat menguasai Jawa dan Sumatera. Agresi Militer Belanda Memperebutkan dua pertiga bagian Pulau Jawa diduduki hanya dalam waktu dua pekan.
Tanggal 1 Agustus 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta agar kedua pihak untuk menghentikan aksi tembak menembak. Belanda menyadari bahwa mereka harus menaati imbauan PBB agar terhindar dari sanksi internasional.
Tanggal 5 Agustus 1947, Agresi Militer Belanda I dihentikan untuk kemudian kembali membicarakan masalah ini melalui meja perundingan. Agresi Militer Belanda I menimbulkan dampak negatif maupun negatif bagi Indonesia.
Dampak negatifnya antara lain:
- Kekuatan militer Indonesia semakin lemah.
- Wilayah Indonesia semakin sempit.
- Banyak korban dari pihak Indonesia, baik tentara maupun rakyat.
- Mempengaruhi perekonomian negara.
- Menganggu stabilitas politik.
Sedangkan dampak positifnya adalah sebagai berikut:
- Dukungan dunia internasional kepada Belanda merosot.
- Beberapa negara lain mengakui kemerdekaan RI secara de jure.
- Indonesia menerima dukungan dan simpati dari dunia internasional.
- Memperkuat posisi Indonesia dalam perjanjian internasional.
Untuk lebih jelas bagaimana bagaimana Agresi Militer 1 terjadi silahkan menonton video berikut
Penulis : Rifa Irwan Sani, S.Pd., Gr.
Gabung dalam percakapan