Sejarah sebagai Ilmu, Peristiwa, Kisah dan seni
Pernahkah kamu membaca peristiwa sejarah di Indonesia?, peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia jumlahnya ada ratusan, ribuan bahkan tidak terhitung jumlahnya. Masing-masing peristiwa tidak dapat disamakan antara satu dengan lainnya karena masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Berikut pembagiannya :
1. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai ilmu adalah pengetahuan masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian ilmiah. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penggunaan Kajian ini adalah untuk mendapatkan kebenaran terkait peristiwa masa lampau. Kebenaran peristiwa sejarah dapat diuji berdasarkan bukti dari sumber sejarah yang berupa fakta. Sejarah sebagai ilmu harus memenuhi syarat – syarat keilmuan diantaranya:
a. Empiris
Empiris artinya sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia baik yang bersifat indrawi maupun batiniah. Pengalaman-pengalaman manusia tercatat dengan baik pada dokumen atau peninggalan sehingga menjadi fakta sejarah. Selanjutnya Fakta-fakta ini akan diolah/ diintrepretasikan sehingga menjadi sebuah cerita sejarah
b. Objek Kajian Sejarah
Obyek sejarah adalah Manusia yang terikat dalam cakupan waktu. Manusia dengan segala aktivitasnya terjadi pada ruang atau tempat tertentu. Rangkaian manusia dalam cakupan waktu serta tempat tertentu akan memunculkan sebuah peristiwa. Apa yang dialami manusia dimasa lalu merupakan sebuah kejadian yang benar-benar terjad. Peristiwa dalam sejarah harus memiliki ciri unik, abadi serta penting. Peristiwa tersebut harus di dukung oleh data dan fakta lapangan yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan.
c. Memiliki Teori
Teori dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah pokok suatu ilmu pengetahuan. Jika tidak ada teori dalam sejarah, maka kondisi sejarah akan menjadi riskan karena bercampur dengan hal lain seperti Mitos. Selain itu, kehadiran Teori Sejarah dapat digunakan untuk mengetahui pola umum pada suatu waktu tertentu. Sebagai contoh saat kita mempelajari sejarah berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Dalam alur sejarahnya kita tidak akan menemukan jalannya peristiwa yang sama persis antara satu kerajaan dengan lainnya. Tetapi perlu diingat dari jalannya sejarah setiap kerajaan akan ditemukan sebuah pola yang sama, pola tersebut meliputi tahapan awal berdirinya kerajaan – masa kejayaan – periode kemunduran. Pola tersebut selalu sama pada setiap kerajaan yang kita pelajari. Membaca kesamaan sejarah semacam ini dapat menjadi sebuah kesadaran sehingga dapat dirumuskan teori sejarah.
d. Mempunyai Generalisasi
Sejarah juga sama seperti ilmu lainnya yang menggunakan generalisasi didalamnya. Dalam sejarah Generalisasi ditujukan agar pernyataan sebagai kesimpulan dapat terima oleh semua orang. Generalisasi dapat menguatkan bahwa peristiwa masa lampau bukanlah sesuatu yang hanya disajikan dalam bentuk aktifitas bertutur saja, tetapi dapat pula menjadi Objek penelitian atau kajian.
e. Metode sejarah
Metode penelitian sejarah adalah cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Pernyataan dalam cerita sejarah harus didukung oleh bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan. Adanya metode sejarah memberikan pedoman agar sejarawan tidak terlalu cepat mengambil kesmipulan sebelum adanya penelitian yang terukur. Metode sejarah dengan tahapan-tahapan kerja didalamnya mampu mengidentifikasi, membedah kemudian menyesuaikan dengan prinsip teroritis didalamnya. Adapun Langkah – langkah dalam penelitian sejarah meliputi Huristik, Verifikasi (Kritik Sumber), Inteprestasi, Historiografi.
2. Sejarah sebagai peristiwa
Salah satu manfaat mempelajari sejarah yaitu mendapatkan sebuah pendidikan atau pembelajaran. Mempelajari sejarah secara tidak langsung mengajarkan kita akan pengalaman yang terjadi dimasa lampau. Kita sering mendengar "Belajarlah dari sejarah" yang sudah tidak asing ditelinga para sejarawan atau pembaca sejarah. Berbicara belajar dari sejarah akan mengarahkan kita pada konsep "L'historie se repete" atau yang dikenal dengan sejarah berulang.
Sejarah sebagai peristiwa tidak mungkin terulang kembali dimasa akan datang (einmalig/Hanya terjadi sekali). Kejadian-kejadian dalam peristiwa sejarah tidak mungkin terulang kembali dan hanya sekali terjadi. Setiap peristiwa sejarah bersifat Unik dimana satu dengan lainnya tidak mungkin sama persis. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai peristiwa merupakan kejadian yang benar-benar terjadi dan berhubungan dengan perubahan dalam kehidupan manusia. Suatu kejadian dianggap sebagai peristiwa jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa lainnya. Keterkaitan antar peristiwa ini dinyatakan sebagai bagian dari proses atau dinamika dalam konteks historis. Antara peristiwa-peristiwa itu terdapat hubungan sebab akibat yang menyertainya.
3. Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah diartikan sebagai penulisan peristiwa oleh seseorang sesuai dengan konteks zaman dan latar belakangnya. Sejarah sebagai kisah dapat kisahkan kembali oleh penulis-penulis berikutnya dengan berbagai sudut pandang yang melatar belakanginya. Penulisan-penulisan ini bersifat Continue dan berhubungan satu dengan yang lain.
Sejarah sebagai kisah merupakan cerita yang dirangkai berdasarkan penuturan pelaku atau saksi yang berhubungan dengan kejadian. Sejarah sebagai kisah memiliki unsur subyektifitas karena memungkinkan ada faktor kepentingan atau ada nilai yang diperjuangkan oleh penutur. Keabsahan sejarah sebagai kisah juga tergantung pada kemampuan penutur dalam mengingat dan mengolah bahasa yang disampaikan. Sejarah sebagai kisah dapar berupa tulisan dan lisan. Contoh yang dapat dipahami dari sejarah sebagai kisah berbentuk tulisan adalah kisah yang ditulis dalam buku-buku sejarah. Sejarah sebegai bentuk lisan dicontohkan dalam penuturan secara lisan oleh seseorang mengenai suatu peristiwa sejarah.
4. Sejarah sebagai seni
Masa lalu hanya meninggalkan jejak dan sebagian kecil informasi. Informasi-informasi yang berupa fakta tersebut tidak serta merta menjadi cerita sejarah. Padakenyataannya prosesnya lebih rumit dan kompleks dari pada hanya menyajikan fakta-fakta di lapangan. Fakta-fakta yang telah dikumpulkan dan dilakukan verifikasi atasnya masuk dalam tahapan intepretasi sejarah. Hasil intepretasi tidak serta merta dapat dinikmati oleh pembaca sejarah, namun perlu ada sentuhan lain dari penulis sejarah atau sejarawan.
Sejarah sebagai seni disusun dari sebuah penelitian ilmiah, akan tetapi dalam penulisannya diperlukan adanya Intuisi, Imajinasi, Emosi dan Gaya Bahasa dari penulisnya. Sejarah sebagai seni akan kehilangan objektifitas apabila penulis terlalu mengedapankan unsur pendukung yang dijadikan pemanis dalam peristiwa pokok yang sebenarnya.
Kesimpulannya meskipun sejarah disusun berdasarkan data-data ilmiah, tetapi penyajian cerita sejarah menyangkut soal estetika bahasa, dan seni penulisan seorang sejarawan. Melihat kondisi demikian maka kita cenderung untuk mengartikan bahwa sejarah termasuk sebagai karya seni. Namun pengertian Seni disini bukan seni seperti Lukisan, pahatan atau syair lagu sebab proses penelitian sejarah dilakukan secara ilmiah.
Ditulis oleh : Eko Pujiono, S.Pd., S.Kom. (Guru Sejarah SMAN 1 Semarang)
Gabung dalam percakapan