Sejarah Kerajaan Sunda Galuh

Kerajaan Sunda- Galuh merupakan penyatuan dua kerajaan besar di Tanah Sunda yang saling terkait erat. Kedua kerajaan tersebut merupakan pecahan dari Kerajaan Tarumanegara. Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa, pada tahun 669 M menggantikan kedudukan mertuanya yaitu Linggawarman raja Tarumanagara yang terakhir. Dalam tahun 670 M, ia mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini dijadikan alasan oleh Wretikandayun, pendiri Kerajaan Galuh dan masih keluarga kerajaan Tarumanegara, untuk memisahkan diri dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin menghindari perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Galuh. Pada tahun 669 M, wilayah Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan; yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai batasnya. 


Berdasar Carita Parahyangan kedua kerajaan ini sempat dipersatukan kembali oleh Sanjaya.Namun Sanjaya yang kemudian mendirikan dinasti baru di tanah Jawa, memilih menyerahkan tahta kepada Premana Dikusumah yang selanjutnya diperintah oleh Rakai Tamperan. Pada periode selanjutnya kerajaan sempat mengalami perpecahan saat penerus tahta Susuktunggal memilih berkuasa di Pakuan (Sunda) dan Dewa Niskala yang berkuasa di Galuh. Sri Baduga Maharaja (1482-1521) yang merupakan anak Dewa Niskala sekaligus menantu Susuktunggal menyatukan kembali Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh atau sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaran.

Ditulis oleh : Bahtiar Rifai, S.Pd