Sejarah Kerajaan Medang-Kahuripan
Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di muara sungai Brantas, ibu kotanya bernama Wutan Mas. Kerajaan ini didirikan oleh EmpuSindok, setelah ia memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Namun, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan EmpuSindok mencakup daerah Nganjuk disebelah barat, daerah Pasuruan di sebelah timur, daerah Surabaya di sebelah utara, dan daerah Malang di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.
1. Sumber Sejarah
Berita India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola. Hubungan ini bertujuan untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan dan pertikaian, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Negeri Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda
2. Kehidupan Politik
Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat beberapa raja yang diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut :
a. Raja Empu Sindok
Empu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar EmpuSindok Isyanatunggadewa. Dari gelar EmpuSindok itulah diambil nama Dinasti Isyana. Raja EmpuSindok masih termasuk bangsawan dari raja Dinasti Sanjaya (Mataram) di Jawa Tengah. Karena kondisi di Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka EmpuSindok memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir EmpuSindok (947 M) menyatakan bahwa Raja Empu sindok adalah peletak dasar dari Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
b. Dharmawangsa Teguh
Raja Dharmawangsa Teguh dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan politik yang tajam. Semua politiknya ditujukan untuk mengangkat derajat kerajaan. Kebesaran Raja Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya.
c. Airlangga
Dalam Prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga (Erlangga) masih termasuk keturunan dari Raja EmpuSindok dari pihak ibunya. Ibunya bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang kawin dengan Raja Udayana dari Bali.
3. Runtuhnya Kerajaan Medang Kamulan (Peristiwa Pralaya)
Peristiwa Pralaya adalah peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur berdasarkan berita dalam prasasti Pucangan. Sebagian sejarawan menyebut Kerajaan Medang runtuh pada tahun 1006, sedangkan yang lainnya menyebut tahun 1016 M.
Kronik Cina dari Dinasti Sung mencatat telah beberapa kali Dharmawangsa Teguh mengirim pasukan untuk menggempur ibu kota Sriwijaya sejak ia naik takhta tahun 991.M Permusuhan antara Jawa dan Sumatra semakin memanas saat itu. Pada 1016 M Dharmawangsa lengah ketika ia mengadakan pesta perkawinan putrinya dengan Airlangga seorang Pangeran dari Bali. Istana Medang di Wutan Mas diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa beserta seluruh keluarganya tewas. Tiga tahun kemudian, Airlangga yang lolos dari Pralaya tampil membangun kerajaan baru Kahuripan sebagai kelanjutan Kerajaan Medang. Hal ini dikisahkan dalam Kitab Arjuna Wiwaha.
Setelah berhasil memulihkan kekuasan Dinasti Isyana, Airlangga memutuskan menjalani masa tua sebagai pertapa dengan nama Empu Gentayu. Namun Sebelumnya Airlangga meminta bantuan Empu Bharada untuk membagi kerajaanya menjadi dua untuk kedua puteranya, agar tidak terjadi perebutan tahta. Sebelah barat kemudian dikenal dengan nama Panjalu (Kediri) sedangkan sebelah timur men jadi Jenggala (Singasari)
Ditulis oleh : Bahtiar Rifai, S.Pd
Gabung dalam percakapan