Sejarah Kerajaan Majapahit

1. Berdirinya Majapahit

Pada tahun 1290 kekuasaan Singhasari yang naik menjadi ganjalan Kubilai Khan di China. Dia mengirim utusan bernama Meng-Qi yang menuntut upeti bahwa Singasari harus tunduk kepada Mongol. Kertanagara penguasa kerajaan Singhasari menolak dan selanjutnya Kaisar Kubilai Khan memberangkatkan ekspedisi untuk menghukum Kertanegara yang tiba di pantai Jawa tahun 1293. Ketika itu Jayakatwang dari Kediri sudah membunuh Kertanagara. Raden Wijaya sebagai menantu Kertanegara, kemudian bersekutu dengan orang Mongol untuk melawan Jayakatwang. Setelah Jayakatwang dikalahkan, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya..

Pada tahun 1293 itu pula Raden Wijaya membangun daerah kekuasaannya di tanah perdikan daerah Tarik, Sidoarjo. Beliau dinobatkan dengan gelar Kertarajasa Jayawarddhana dan membangun istana disekitar Mojokerto..


2. Sumber Sejarah

Sumber informasi mengenai berdiri dan berkembangnya Kerajaan Majapahit berasal dari berbagai sumber yakni:

  • Prasasti Butak (1294 M). Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia berhasil naik tahta kerajaan. Prasasti ini memuat peristiwa keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan Kerajaan.
  • Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama. Kedua kidung ini menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari Kediri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit.
  • Kitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit.
  • Kitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Jawa Timur.

3. Kehidupan Politik

Majapahit pernah dipimpin oleh raja-raja yang cukup terkenal diantaranya:.

a. Raja Kertarajasa Jayawardhana

Atas bantuan dari Arya Wiraraja ini, Raden Wijaya diterima dan diampuni oleh Jayakatwang dan diberikan sebidang tanah di Tarik. Daerah itu dibangun kembali dan digunakan oleh Raden Wijaya untuk mempersiapkan diri dan menyusun kekuatan untuk sewaktu-waktu mengadakan serangan balasan terhadap Kediri.

Kedatangan serangan Cina-Mongol yang ingin menaklukan Kertanegara, tidak disia-siakan oleh Raden Wijaya untuk menyerang Raja Jayakatwang (Raja Kediri). Raden Wijaya berhasil menipu pasukan-pasukan Cina, sehingga tentara Cina bergabung dengan pasukan Raden Wijaya dan menyerang Raja Jayakatwang. Raden Wijaya kemudian memutuskan untuk menyerang balik tentara-tentara Cina-Mongol secara tiba-tiba dan tak diduga yang membuat tentara Cina-Mongol mundur keluar dari Jawa. Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit yang pertama dengan gelar Sri Kertajasa Jayawardhana. Raden Wijaya memerintah Kerajaan Majapahit dari tahun 1293-1309 M. Pada awal pemerintahannya pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh teman-teman seperjuangan Raden Wijaya seperti Sora, Ranggalawe, dan Nambi. Pemberontakan-pemberontakan itu diakibatkan hasutan Halayudha sehingga muncul rasa tidak puas atas jabatan-jabatan yang diberikan oleh raja. Akan tetapi, pemberontakan-pemberontakan itu akhirnya dapat dipadamkan. Raden Wijaya wafat tahun 1309 M dan dimakamkan dalam dua tempat, yaitu dalam bentuk Jina (Budha) di Antapura dan dalam bentuk Wisnu dan Siwa di Candi Simping (dekat Blitar).

b. Raja Jayanegara

Raja Raden Wijaya wafat meninggalkan seorang putra yang bernama Kala Gemet. Putra ini diangkat menjadi Raja Majapahit dengan gelar Sri Jayanegara pada tahun 1309 M. Masa pemerintahan Jayanegara penuh dengan pemberontakan dari Juru Demung (1313 M), Gajah Biru (1314 M), Nambi (1316 M), dan Kuti (1319 M).

Pemberontakan Kuti merupakan pemberontakan yang paling berbahaya dan hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Raja Jayanegara terpaksa mengungsi ke desa Bedander yang diikuti oleh sejumlah pasukan bayangkara (pengawal pribadi raja) di bawah pimpinan Gajah Mada. Gajah Mada akhirnya bisa menumpas pembeontakan Kuti maka ia langsung diangkat menjadi patih di kahuripan dan berikutnya di Kediri. Jayanegara sendiri akhirnya tewas setelah dibunuh oleh seorang tabib istana bernama Tanca yang sakit hati atas sikap Jayanegara.

c. Ratu Tribhuwanatunggadewi

Tribhuwanatunggadewi memerintah Kerajaan Majapahit dari tahun 1328-1350 M. pada masa pemerintahannya, meletus pemberontakan Sadeng yang dapat dipadamkan oleh Gajah Mada dan Adityawarman. Karena jasa dan kecakapannya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Mangkubhumi Majapahit menggantikan Arya Tadah.

d. Raja Hayam Wuruk

Raja Hayam Wuruk putera dari perkawinan Tribhuwanatunggadewi dengan Cakradara (Kertawardhana). Kebijakan politik Hayam Wuruk banyak mengalami kesamaan dengan politik Gajah Mada, yaitu mencita-citakan persatuan Nusantara berada di bawah panji Kerajaan Majapahit. Cita-citanya dijalankan dengan begitu tegas, sehingga menimbulkan peristiwa pahit yang dikenal dengan Peristiwa Sunda (Peristiwa Bubat). Berawal dari usaha Raja Hayam Wuruk untuk meminang putri dari Pajajaran, Dyah Pitaloka. Lamaran itu diterima oleh Sri Baduga. Raja Sri Baduga beserta putri dan pengikutnya pergi ke Majapahit, dan beristirahat di lapangan Bubat dekat pintu gerbang Majapahit. Selanjutnya timbul perselisihan paham antara Gajah Mada dan pimpinan Laskar Pajajaran, karena Gajah Mada ingin menggunakan kesempatan ini agar Pajajaran mau mengakui kedaulatan Majapahit, yakni dengan menjadikan putri Dyah Pitaloka sebagai selir Raja Hayam Wuruk dan bukan sebagai permaisuri. Hal ini tidak dapat diterima oleh Pajajaran karena dianggap merendahkan derajat. Akhirnya pecah pertempuran yang mengakibatkan terbunuhnya Sri baduga dengan putrinya dan seluruh pengikutnya di Lapangan Bubat.

Ketika Gajah Mada wafat tahun 1364 M, Raja Hayam Wuruk kehilangan pegangan dan orang yang sangat diandalkan di dalam memerintah kerajaan. Wafatnya Gajah Mada dapat dikatakan sebagai detik-detik awal dari keruntuhan Kerajaan Majapahit. Setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk tahun 1389 M. Dapat dikatakan berakhir masa kejayaan Majapahit.

4. Sumpah Palapa

Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya nya itu, pada tahun 1331 M Gajah Mada diangkat menjadi Mangkubumi Majapahit menggantikan kedudukan Arya Tadah. Saat upacara pelantikan, Gajah Mada mengucapkan sumpahnya dengan nama Sumpah Palapa (lengkapnya Tan Amukti Palapa) yang menyatakan Gajah Mada tidak akan hidup mewah sebelum Nusantara berhasil dipersatukan di bawah panji Kerajaan Majapahit.

5. Kejayaan Majapahit

Penguasa Majapahit paling utama ialah Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 M hingga 1389M. Pada masanya, keraton Majapahit diperkirakan telah dipindahkan ke Trowulan (sekarang masuk wilayah Mojokerto). Gajah Mada, seorang patih Majapahit memperluas kekuasaan kekaisaran ke pulau sekitarnya. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi hampir seluas wilayah Indonesia modern, termasuk daerah-daerah Sumatra di bagian barat dan di bagian timur Maluku serta sebagian Papua (Wanin), dan beberapa negara Asia Tenggara Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke China

6. Kemunduran Kerajaan Majapahit

Setelah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, keadaan Kerajaan Majapahit mengalami masa kemunduran. Pengganti Hayam Wuruk adalah menantunya yang bernama Wikrama Wardhana (1389-1429 M) suami dari Kusumawardhani (putri yang terlahir dari permaisuri). Namun, Hayam Wuruk juga mempunyai seorang anak laki-laki yang dilahirkan dari selir, bernama Wirabhumi. Meletusnya Perang Paregreg disebabkan Wirabhumi tidak puas dengan pengangkatan Suhita menjadi raja menggantikan Wikrama Wardhana. Dalam perang Paregreg itu, Wirabhumi berhasil dikalahkan (peristiwa ini menjadi dasar cerita Damarwulan-Minakjinggo).

7. Kehidupan Ekonomi

Majapahit selalu menjalankan politik bertetangga yang baik (Mitreka satata) dengan kerajaan asing, seperti Kerajaan Cina, Ayodya (Siam), Champa, dan Kamboja. Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tetangga itu sangat penting artinya bagi Kerajaan Majapahit. Khususnya dalam bidang perekonomian (pelayaran dan perdagangan) karena wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah kepulauan serta sebagai sumber barang dagangan yang sangat laku di pasaran pada saat itu. Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu cendana.

Dalam dunia perdagangan Kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting, yaitu sebagai kerajaan produsen dan sebagai kerajaan perantara.

8. Kehidupan Budaya

Bukti-bukti perkembangan kebudayaan di Kerajaan Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berikut.

a. Candi

Antara lain Candi Panataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan Surawana (Pare, Kediri), Candi Sawentar (Blitar), Candi Sumberjati (blitar), Candi Tikus (Trowulan), dan bangunan-bangunan purba lainnya yang terdapat di daerah Trowulan.

b. Sastra

Hasil sastra zaman Majapahit awal di antaranya:

  • Kitab Negarakertagama, karangan EmpuPrapanca (tahun 1365).
  • Kitab Sutasoma, karangan EmpuTantular.
  • Kitab Arjunawiwaha, karangan EmpuTantular.
  • Kitab Kutaramanawa, karagan Gajah Mada.
  • Kitab Parthayajna, tidak diketahui pengarangnya.

9. Struktur pemerintahan

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.

Aparat birokrasi

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:

  • Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja 
  • Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan 
  • Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan 
  • Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan

Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Dalam melaksanakan kebijakan terdapat pejabat pelaksana “Panca Ring Wilwatikta”yang terdiri dari Rakryan Mapatih, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung Rakryan Kanuruhan dan Rakryan Rangga. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu. 

Ditulis oleh : Bahtiar Rifai, S.Pd