Sejarah Kerajaan Kutai

Lokasi Kerajaan 

Berdasarkan sumber-sumber berita yang berhasil ditemukan menunjukkan bahwa kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, yaitu di hulu sungai Mahakam. Peninggalan kerajaan kutai adalah Tiang batu bertulis (Yupa). Tulisan yang terbuat pada Yupa itu mempergunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.


Kehidupan Politik

Bedasar Prasasti Yupa, raja-raja yang berhasil diketahui memerintah kerajaan Kutai antara lain:

  • Kudungga, awalnya merupakan seorang kepala suku diwilayah Kutai. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengundang para brahmana dan mengubah struktur pemerintahannya seperti halnya kerajaan di India. Selanjutya Kudungga menghindukan puteranya yang bergelar Aswawarman melalui upacara Vratyastoma, sehingga pergantian raja selanjutnya dilakukan secara turun temurun. 
  • Raja Aswawarman, prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman sebagai Pendiri Dinasti (Wangsakarta) dan titisan Dewa Ansuman (Dewa Matahari). Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kutai diperluas. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara melepaskan kuda suci (Aswamedha). Upacara-upacara ini pernah dilaksanakan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta, ketika ingin menentukan batas wilayahnya.
  • Raja Mulawarman, adalah putra dari Raja Aswawarman. Ia adalah raja terbesar dari kerajaan Kutai. Dalam prasasti Yupa dijelaskan Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban dengan menghadiahkan 20.000 lembu kepada para Brahmana dan emas yang amat banyak.


 

Kehidupan Sosial

Pada abad ke-4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak menerima pengaruh Hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi seperti halnya pola pemerintahan di India. Sistem Kasta tidak berlaku ketat, hanya peran Brahmana yang cukup dominan . Kehidupan Ekonomi

Dilihat dari letaknya, Kutai sangat strategis, terletak pada jalur aktifitas pelayaran dan perdagangan antara dunia barat dan dunia timur. Dalam bidang perekonomian perdagangan dijadikan mata pencaharian utama saat itu.

Kehidupan Budaya

Salah satu yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan kata Waprakeswara, yang artinya sebuah lapangan luas tempat pemujaan. Waprakeswara dihubungkan dengan Dewa Siwa sebagai ayah para dewa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk Agama Hindu aliran Siwa


 

Ditulis oleh : Bahtiar Rifai, S.Pd