Sejarah Kerajaan Malayu

1. Lokasi Kerajaan Malayu

Kerajaan Melayu diperkirakan berpusat di daerah Jambi, yaitu di tepi kanan-kiri Sungai Batanghari. Pada Sungai Batanghari ini ditemukan peninggalan-peninggalan purba berupa candi-candi, arca, dan peninggalan lainnya. Dr. Rouffaer berpendapat bahwa ibu kota Kerajaan Malayu menjadi satu dengan pelabuhan Malayu, dan sama-sama terletak di Kota Jambi. Sedangkan menurut Ir. Moens, pelabuhan Malayu terletak di Kota Jambi, namun istananya terletak di Palembang.

Prof. Slamet Muljana berpendapat lain, bahwa kata “Malayu” berasal dari kata Malaya yang dalam bahasa Sansekerta bermakna “bukit”. Prasasti Tanjore menyebutkan bahwa ibu kota Kerajaan Malayu dilindungi oleh benteng-benteng, dan terletak di atas bukit. Slamet Muljana berpendapat bahwa istana Kerajaan Melayu terletak di Minanga Tamwa sebagaimana yang tertulis dalam prasasti Kedukan Bukit. Menurutnya, Minanga Tamwa adalah nama kuno dari Muara Tebo (atau Kabupaten Tebo di Provinsi Jambi).



Kerajaan Malayu diketahui diantaranya dari Pendeta I Tsing dalam perjalanannya pada tahun 671–685 menuju India juga sempat singgah di pelabuhan Mo-lo-yeu. Saat ia berangkat, Mo-lo-yeu masih berupa negeri merdeka, sedangkan ketika kembali ke Cina, Mo-lo-yeu telah menjadi jajahan Shih-li-fo-shih (ejaan Cina untuk Sriwijaya). Kekalahan kerajaan Sriwijaya akibat serangan Rajendra Coladewa, raja Chola dari Koromandel telah mengakhiri kekuasaan Wangsa Sailendra atas pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya sejak tahun 1025.

Beberapa waktu kemudian muncul sebuah dinasti baru yang mengambil alih peran Wangsa Sailendra, yaitu yang disebut dengan nama Wangsa Mauli. Prasasti Padang Roco tahun 1286 menyebut adanya seorang raja bernama Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Ia mendapat kiriman arca Amoghapasa dari Kertanagara raja Singhasari di pulau Jawa. Arca tersebut kemudian diletakkan di Dharmasraya. Pada periode berikutnya Setelah membantu Majapahit dalam melakukan beberapa penaklukan, pada tahun 1343 Adityawarman kembali ke Swarnabhumi dan pada tahun 1347 memproklamirkan dirinya sebagai pelanjut Dinasti Mauli penguasa Kerajaan Melayu di Dharmasraya dan selanjutnya memindahkan pusat pemerintahannya ke Suruaso, (daerah Minangkabau).

Ditulis oleh : Bahtiar Rifai, S.Pd